Selasa, 30 Oktober 2012

PENGERTIAN DAN PENJELASAN AKUN-AKUN DALAM AKUNTANSI (PART II)


5. Akumulasi penyusutan aktiva (peralatan, kendaraan, gedung, dll)
Tiap-tiap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan harus diadakan penyusutan yaitu pengurangan nilai harga pada barang tersebut “kira-kira kalau barang ini sekarang saya jual, dihargai berapa ya?”. Nah, besarnya penyusutan itu sendiri ditentukan oleh kebijakan perusahaan yang dapat dihitung dengan :
6. Hutang beban atau expense payable
Yaitu akun untuk mencatat beban yang jatuh tempo pada bulan ini (periode ini) namun masih akan dibayarkan pada bulan depan atau bulan-bulan berikutnya.
7. Prive atau deviden
Jumlah uang yang diambil oleh pemilik perusahaan (prive) atau yang dibayarkan pada para pemegang saham perusahaannya(deviden) dapat juga kita artikan sebagai gaji pemilik usaha, besarnya ditentukan sendiri oleh pemiliknya sendiri. Akun ini bersifat mengurangi laba/penambahan modal  perusahaan.
8. Retur penjualan dan retur pembelian
Kadang kala kita sering membeli barang namun tidak sesuai dengan yang kita inginkan, nah dalam perusahaan besar biasa barang-barang tersebut dapat dikembalikan dan inlah yang disebut dengan retur. Jika yang mengembalikan kita sebagai pembeli ini disebut RETUR PEMBELIAN, jika sebagai penjual dan pembeli kita mengembalikan barang yang dibelinya maka ini disebut RETUR PENJUALAN.
9. Harga pokok penjualan
Yaitu modal yang kita keluarkan untuk sebuah produk, misal harga jual suatu produk Rp 3.000 dan harga pokok penjualannya Rp 2.000 maka labanya Rp 1.000


PENGERTIAN DAN PENJELASAN AKUN-AKUN DALAM AKUNTANSI (PART I)


     Disini tidak semua akun akan saya jelaskan mengingat akun nya yang begitu banyak, namun anda jangan khawatir karena akun yang saya tidak jabarkan tersebut adalah akun yang sudah familiar ditelinga anda pastinya, berikut ada beberapa akun yang mungkin belum anda pahami, nah saya akan mencoba menjelaskanya semoga dapat diterima . tapi kalau belum jelas jangan marah yaa.. coba tanya di chat saya akan coba menjelaskan dengan bahasa yang g buat otak kita kusut :D
1. Perbedaan Cash in bank atau KAS dengan kas kecil
    Cash in bank adalah kas atau uang yang dimiliki perusahaan untuk operasi, biasanya kas ini digunakan uantuk transaksi yang bersifat besar sebagai contoh pembayaran hutang, pembeliaan secara tunai, alokasi penerimaan piutang dan lain-lain. Sedang petty cash sifatnya adalah untuk transaksi kecil seperti pembelian perlengkapan kantor bolpoin, cutter,dll dan petty cash ini disimpan dalam bentuk tunai.
2. Allowance for doubtfull debt atau cadangan kerugian piutang
    Akun ini istilahnya adalah akun jaga-jaga kalau sampai piutang tidak dapat ditagih.nakun ini dibuat agar perusahaan memiliki uang cadangan apabila ada piutang yang tidak dapat di tagih.
3. Perbedaan perlengkapan dan peralatan
    Perlengkapan adalah barang-barang pelengkap yang sifatnya sementara saja/cepat habis sedang peralatan adalah barang-barang yang dapat digunakan untuk kurung waktu yang relatif lama seperti computer, lemari, meja, kursi, dll. Serta peralatan perlu disusutkan harganya dan perlengkapan tidak perlu.
4. PPN dan TAX
    PPN atau pajak pertambahan nilai adalah pajak yang melekat dalam setiap barang dagangan baik yang dijual (PPN OUT COME) maupun yang dibeli (PPN INCOME). Sedang TAX adalah pajak badan yang dikenakan atas dasar pendapatan netto perusahaan.






Sabtu, 20 Oktober 2012

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP ,METODE JAM KERJA

Metode ini pada dasarnya sama dengan metode satuan unit produksi, namun jumlah unit produksi digantikan dengan berapa jam mesin tersebut bekerja selama umur ekonomis.
Rumus tarif penyusutan per jam
=  harga perolehan – nilai sisa
    Jumlah jam kerja selama umur ekonomis

Rumus beban penyusutan per periode
= jumlah jam kerja per periode X tarif penyusutan per jam kerja

Contoh : sebuah mesin dibeli seharga Rp 23.000.000, dengan nilai sisa/nilai residu ditaksir seharga Rp 3.000.000. Taksiran produksi selama umur ekonomis ditaksir sebanyak  10.000 jam produksi. Dan selama tahun 2011 mesin ini bekerja selama 1.800 jam, maka tentukan beban penyusutannya pada tahun tersebut.
Tarif penyusutan per unit = Rp 23.000.000 – Rp 3.000.000 = Rp 2.000/jam
                                                        10.000 jam
Beban penyusutan tahun 2011 = 1.800 jam X Rp 2.000 = Rp 3.600.000



PENYUSUTAN AKTIVA TETAP ,METODE HASIL PRODUKSI

Metode ini digunakan untuk mesin-mesin yang dapat menghasilkan produk/barang. Dalam metode ini umur ekonomis suatu aktiva adalah berupa satuan hasil produksi, yaitu perkiraan banyaknya produk yang dihasilkan mesin ini selama masa penggunananya (selama UE yang ditentukan, mesin ini dapat memproduksi sebanyak ___ produk). Dan besarnya beban penyusutan per periode ditentukan berdasarkan banyaknya barang yang diproduksi pada periode tersebut.
Rumus tarif penyusutan per unit
=   harga perolehan – Nilai sisa
    Taksiran produksi selama umur ekonomis                             
Rumus beban penyusutan per periode
= jumlah unit yang diproduksi pada periode ditentukan X tarif penyusutan per unit

Contoh :  sebuah mesin dibeli seharga Rp 23.000.000, dengan nilai sisa/nilai residu ditaksir seharga Rp 3.000.000. Taksiran produksi selama umur ekonomis ditaksir sebanyak 4.000.000 unit produksi. Dan selama tahun 2011 mesin ini memproduksi 600.000 unit, maka tentukan beban penyusutannya pada tahun tersebut.
Tarif penyusutan per unit = Rp 23.000.000 – Rp 3.000.000 = Rp 5;
                                         4.000.000 unit
Beban penyusutan tahun 2011 = 600.000 unit X Rp 5; = Rp 3.000.000






PENYUSUTAN AKTIVA TETAP, METODE TARIF TETAP ATAS NILAI BUKU


Tarif penyusutan dalam metode ini sama besarnya dengan 2X tarif penyusutan pada metode garis lurus. Metode ini tidak menetapkan nilai sisa, setiap periode  besarnya nilai sisa sama dengan besarnya nilai buku (harga aktiva pada perode tersebut). Jadi rumusnya :
Beban penyusutan = tarif penyusutan X nilai buku (HP-akumulasi penyusutan)

Cara memperoleh besarnya tarif pada metode ini = 100% : UE X 2
Contoh : harga perolehan sebuah aktiva Rp 32.000.000 , umur ekonomisnya ditaksir 5th.
Tarif penyusutan = 100% : 5 X 2 = 40%
Maka besarnya penyusutan dengan metode ini adalah seperti berikut :
Tahun
Tarif
penyusutan
Beban
penyusutan periodik
Akumulasi
peyusutan
Nilai buku
HP



Rp 32.000.000
Tahun ke 1
40%
40%X32.000.000 = 12.800.000
Rp 12.800.000
Rp 19.200.000
(32.000.000-12.800.000)
Tahun ke 2
40%
40%X19.200.000 =
7.680.000
RP 20.480.000
(12.800.000 + 7.680.000)
Rp 11.520.000
(32.000.000-20.480.000)
Tahun ke 3
40%
40%X11.520.000 =
4.608.000
Rp 25.088.000
Rp 6.912.000
Tahun ke 4
40%
40%X6.912.000 =
2.764.800
Rp 27.852.800
RP 4.147.200
Tahun ke 5
40%
40%X4.147.200 =
1.658.880
Rp 29.511.680
Rp 2.488.320





PENYUSUTAN AKTIVA TETAP , METODE GARIS LURUS


Seperti pada metode angka tahun kita harus mengetahui nilai perolehan aktiva, umur ekonomis dan besarnya nilai sisa yang ditentukan oleh perusahaan. Sebenarnya metode ini adalah metode yang paling sederhana dari sekian metode yang ada, berikut adalah cara menghitungnya :
BEBAN PENYUSUTAN = HARGA PEROLEHAN – NILAI SISA
                                            UMUR EKONOMIS

Contoh soal :
Harga perolehan sebuah kendaraan Rp 32.000.000,00
Umur ekonomis kendaraan tersebut ditaksir selama 5th dan nilai sisanya ditaksir seharga Rp 8.000.000,00
Tentukan :
  •    Beban penyusutan setiap tahun
  •   Tarif penyusutan setiap tahun

Jawab :
  • Besarnya penyusutan setiap tahun = Rp 32.000.000 – Rp 8.000.000 : 5 = Rp 4.800.000,00                                                                                                                
  • Besarnya tarif penyusutan = 100% : 5 = 20%







Kamis, 11 Oktober 2012

CARA MEMBUAT NERACA SALDO


     Untuk mendapatkan laporan keuangan maka kita perlu untuk mengerjakan siklus akuntansi dan untuk mengerjakan siklus akuntansi diperlukan neraca saldo per akhir periode. Nah, neraca saldo tersebut dapat kita buat dengan menjalankan beberapa langkah khusus yang terdiri dari :
  1. Penganalisaan transaksi
  2. Pencatatan transaksi pada jurnal umum atau khusus
  3. Pemostingan (penasferan) isi jurnal pada buku besar
  4. Pencatatan neraca saldo
Langkah-langkah tersebut berkaitan antara satu sama lainnya dan dalam mengerjakannya harus secara berurutan sehingga didapatkan data yang diinginkan. Berikut penjabaran langkah-langkah tersebut diatas :
1. Penganalisaan transaksi
     Kita harus mengerti transaksi apakah yang kita kerjakan, apakah itu penerimaan kas, pengeluaran kas, atau yang lainnya. Didalam menganalisa bukti transaksi kita juga harus memerhatikan diskon maupun ketentuan-ketentuan lainnya yang mempengaruhi transaksi tersebut, karena akan berpengaruh pada jumlah uang yang dijurnalkan dan dimana akun tersebut dijurnalkan debit atau kredit.
2. Pencatatan pada jurnal umum atau khusus
     Dalam bab ini kita akan mempelajari jurnal umum terlebih dahulu agar dapat lebih dimengerti dan lebih mudah mempelajari jurnal khusus kelak. Jika ingin mendapatkan neraca saldo langkah ini harus dikerjakan sebab disinilah nyawa dari kegiatan akuntansi. Tiap-tiap transaksi mempunyai akun masing-masing yang akan dijurnalakan, sebagai contoh :
Juli 1 PT. ANDI JAYA menerima uang tunai sebesar Rp 50.000.000,00dari pemiliknya sebagai investasi di perusahaanya.
Pengaruh transakasi keuangan diatas mengakibatkan penambahan aktiva yaitu kas dan penambahan modal sebesar Rp 50.000.000,00. Oleh karena itu transaksi tersebut harus dicatat debit pada akun kas dan kredit pada akun modal karena kas bertambah di debit dan modal bertambah di kredit, dan masing-masing di catat sebesar Rp 50.000.000,00.
Jurnal umum
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Juli 1
Kas

Rp 50.000.000


     Modal


Rp 50.000.000

Banyak orang mengira seluruh akun akan bertambah saldonya di debit dan berkurang di kredit, padahal tidak semua akun bertambah di debit dan berkurang di kredit seperti kebanyakan orang kira, ada beberapa akun yang bertambah di kredit sebagai contoh hutang dan modal, nah agar lebih jelas akun-akun tersebut bertambah dan berkurang di debit atau kredit anda dapat melihat di judul DAFTAR SALDO AKUN
3. Pemostingan isi jurnal ke buku besar
     Akun-akun yang telah di jurnal akan dipostingkan ke buku besar sesuai dengan tempatnya masing-masing, sebagai contoh pada transaksi diatas akun kas akan dipostingkan ke buku besar kas bertempat di debit
Buku besar : (akun) KAS
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Debit
Kredit
Juni 30
Saldo



-

Juli 01
Posting
JU.1
Rp50.000.000

Rp50.000.000

Juli -




-

Juli -




-

Juli 31
Saldo akhir



Rp 50.000.000


Buku besar : (akun) MODAL
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Debit
Kredit
Juni 30
Saldo



-

Juli 01
Posting
JU.1

Rp50.000.000

Rp50.000.000
Juli -




-

Juli -




-

Juli 31
Saldo akhir




Rp 50.000.000

4. Penyusunan neraca saldo
     Setelah dipostingkan kedalam buku besar kita dapat menyusun neraca saldo yang di butuhkan untuk menjalankan siklus akuntansi, penyusunan ini akan sangat mudah karena kita hanya tinggal menengok saldo akhir masing-masing akun dan dicatat pada kolom debit atau kredit sesuai yang ada pada buku besar
No.akun
Keterangan
Debit
Kredit
1111
Kas
Rp 50.000.000

3111
Modal

Rp 50.000.000
Dst
-
-
-

Jumlah
Rp 50.000.000
Rp 50.000.000
 Dan dalam pencatatan ini jumlah debit dan kredit harus sama begitu juga jumlah debit kredit di jurnal.